Jakarta – Sebelum Hon Lik menemukan rokok elektrik yang kini tengah mengguncang industri tembakau, ia awalnya hanya seorang ahli farmasi dari Tiongkok yang ingin berhenti merokok.
Pada suatu hari di tahun 2002, Hon lupa untuk melepaskan koyo nikotin dari perutnya sebelum tidur dan ia bermimpi buruk sepanjang malam. Hon melacak penyebab mimpi buruk ke pelepasan nikotin dari koyo yang secara berkala dan sadar bahwa ini tak cocok untuknya.
Tanpa lonjakan nikotin yang tinggi seperti ketika merokok, ia tak bisa mendapatkan relaksasi atau menghilangkan stres.
Berbekal ilmu obat oriental, pengetahuan mekanis, dan ketertarikan di bidang elektronik, Hon mencoba membuat sesuatu yang mirip merokok tapi tanpa asapnya yang mematikan.
Dorongannya kemudian diperkuat lebih dalam setelah sang ayah yang juga perokok meninggal dunia karena kanker pada tahun 2004.
“Saya yakin bisa menggunakan uap untuk menyimulasikan asap rokok, ini bisa membantu saya,” kata Hon kepada Reuters dan dikutip pada Rabu
(10/6/2015).
Kini 13 tahun setelah apa yang dikatakan oleh Hon sebagai mimpi buruk, temuannya ternyata mampu menjadi fenomena besar di dunia. Ia bahkan sekarang bekerja untuk salah satu perusahan rokok besar dunia, Imperial Tobacco Group, setelah bisnisnya dibeli oleh mereka.
“Rokok elektrik adalah sebuah revolusi yang didorong konsumen,” tutup Hon yang memberitahu bahwa berbagai macam produk saat ini ada karena kebutuhan dari berbagai kelompok mulai dari yang ingin berhenti merokok atau untuk rekreasi.